Membuat
Jalur Jalan Puncak baru
Jalur
Puncak Dua sedang Dibangun. sebagian investor mulai melirik. bisa lebih besar
Dari Jalur Puncak yang sekarang ada.
Papan
persegi
panjang berdiri tegak di atas lahan bukit seluas dua kali lapangan sepak bola.
Pada papan itu terdapat tulisan yang berbunyi “Tanah Milik PT Bogor Raya
Ecopark”. Papan itu tidak sendirian. Sekitar 100 meter sebelum lokasi tersebut
terdapat papan pengumuman dengan tulisan “Tanah Milik PT Wana Estate”. Papan papan
klaim kepemilikan itu bertengger di pinggir ruas sepanjang sekitar 3 kilometer
di sekitar Sentul. Itu adalah ruas proyek jalan Puncak Dua. Proyek jalan yang
tidak hanya menjadi jalur alternatif dari Jakarta ke arah Cipanas atau Cianjur,
tapi juga diharapkan bisa menjadi seperti jalur Puncak lama, yang menjadi
kawasan wisata top
Diperebutkan para investor. Wakil
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia, Haryadi Sukamdani, misalnya,
sudah mengungkapkan optimisme itu. Ia mengatakan, “Saya yakin jalur itu akan
berkembang dengan cepat.” Jalan Puncak Dua dibangun sebagai jalur alternatif
menuju kawasan wisata Puncak. Jalan ini dikenal juga dengan jalan Poros Tengah
Timur, yang menghubungkan Kecamatan Sentul hingga ujungnya di Kecamatan
Sukamakmur. Dari Sukamakmur, jalan baru itu akan bertemu jalan pedesaan lama
yang tersambung ke Puncak di kawasan sekitar Cipanas. Dengan jalur baru ini,
wisatawan yang hendak ke Cipanas, misalnya, tidak perlu lagi ikut macet di
jalur Puncak.
Pihak Kabupaten Bogor malah sudah membayangkan
jalur Puncak Dua ini lebih besar dari Puncak lama. Alasannya? Puncak yang lama
dibatasi Taman Nasional Gede Pangrango, sehingga perubahan peruntukan menjadi
sulit. Sedangkan Puncak Dua, menurut Kepala Bidang Sarana dan Prasarana, Tata
Ruang dan Lingkungan, dan Lingkungan Hidup Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten
. Papan papan nama itu sudah mengisyaratkan
bahwa proyek itu bakal menciptakan wilayah baru yang akan Bogor, Suryanto
Putra, merupakan perbukitan dan hutan produksi. Hal ini membuat perubahan
peruntukan untuk wisata alam menjadi lebih mudah. “Sehingga pengembangan di
kawasan sepanjang jalan Puncak Dua lebih leluasa dibandingkan kawasan di jalan
Puncak Satu,” ujar Suryanto. Sampai saat ini, para investor memang masih belum
banyak yang benar benar menaruh uangnya di jalur yang sedang dibangun itu.
Tapi yang berinvestasi di Puncak lama
pun sudah berharap mendapat berkah dari jalur paralel baru itu. Sahid Group,
misalnya, sudah memiliki proyek di jalur Puncak lama, yakni di Ciloto, dekat
Cipanas, yakni Sahid Eminence. Meski proyeknya di Puncak lama, Haryadi
Sukamdani, bos Sahid, mengatakan ia akan diuntungkan. Jika jalur Puncak Dua
kelar, tamu bakal memiliki alternatif jalan jika berangkat dari Jakarta. “Nantinya
orang orang dari Jakarta yang akan berwisata ke Puncak dan Cipanas akan
memilih jalur yang lebih longgar dan tidak macet, seperti jalur Puncak lama
yang sudah sangat sempit,” katanya. Jumlah wisatawan di jalur baru itu pun
diperkirakan bakal menyamai Puncak yang sekarang ada.
Ini seperti yang diungkap salah satu
pucuk pimpinan Archipelago International yang mengelola jaringan Hotel Aston.
Vice President Sales and Marketing Archipelago, Norbert Vas, mengatakan jalur
Puncak Dua bisa menyamai jumlah wisatawan di jalur Puncak. Syaratnya? “Jika
pemerintah mampu merealisasikan dalam waktu dekat dengan konsep yang jelas,”
kata nya. Jalur ini bakal banyak menguntungkan pemerintah daerah setempat.
“Nantinya mirip dengan jalan tol ke Bandung,” katanya. “Jalan tol itu telah
melakukan keajaiban bagi pariwisata Bandung.” Setelah Bandung tersambung jalan
tol ke Jakarta, wisata di Kota Kembang memang melaju cepat.
Warga Jakarta, yang semula membutuhkan
4 5 jam untuk ke Bandung, kini cukup
menghabiskan 2 3 jam di perjalanan.
Akibatnya, setiap akhir pekan Bandung di banjiri wisatawan Jakarta. Meski
kadang meng akibatkan kemacetan, wisatawan ini menggerakkan sebagian
perekonomian Bandung. Sejumlah tempat wisata populer pun dibuka di sana, mulai
dari taman bermain Trans Studio sampai wisata agro di kebun stroberi. Keajaiban
wisata ini diharapkan tidak hanya di sekitar jalan Puncak Dua yang sedang diba
ngun, tapi juga wilayah Cipanas atau Cianjur. “Kalau dari jalur Puncak I
memerlukan tiga jam (sampai Cianjur), dari jalur baru itu diperkirakan hanya
memerlukan waktu satu setengah jam saja,” kata Rudi Ferdian, Ketua Kamar Dagang
dan Industri Kabupaten Bogor.Norbert Vas, misalnya, mengatakan saat ini
perusahaannya sedang membuat hotel 300 kamar di sekitar Puncak.
Meski posisinya di Puncak lama,
menurut Vas, hotel yang dikelola Aston itu bakal cukup diuntungkan oleh jalur
baru itu. “Jika jalur itu jadi, kami tersambung,” ucapnya. Yang jelas, jika
proyek sudah berjalan, apalagi selesai, harga tanah bakal berlipat. “Harga jual
tanah di kawasan Sentul bisa dua atau tiga kali lipat,” kata Ali Tranghanda,
Direktur Indonesia Property Watch.
0 komentar:
Post a Comment