Jalur Rel Baru KA Purwokerto-Wonosobo
BANJARNEGARA - PULUHAN patok 'Benchmark'(BM) berlogoKementerian
Perhubungan bertebaran di daerah selatan Banjarnegara pada jalur
sepanjang sekitar 40 kilometer mulai dari Kecamatan Sigaluh sampai
Purwareja Klampok. Pemasangan patok umumnya di tempat permanen seperti
tepi jalan dan saluran irigasi, sebagai penanda atau titik yang sudah
mempunyai koordinat global dan elevasi tetap dari survei topografi.
Patok-patok tersebut, dipasang saat dilakukan studi trase reaktivasi
kereta api (KA) lintas Purwokerto-Wonosobo pada pertengahan 2015. Di
sekitar jalur patok itulah, akan dibangun jalur KA baru untuk
mengaktifkan kembali operasional KA lintas Purwokerto-Wonosobo
sepanjang 91,5 kilometer.Operasional KA lintas Purwokerto-Wonosobo
ditutup pada 1978,akibat kalah bersaing dengan angkutan jalan raya. Di
penghujung tahun 1986, untuk kali terakhir rute ini dilalui KA barang
sampai stasiun Mantrianom, 8 kilometer barat kota Banjarnegara. KA
terakhir itu mengangkut beberapa peti kemas berisi komponen elektrikal
proyek Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) Mrica dari Prancis.
Kini,
rencana reaktivasi jalur KA Purwokerto -Wonosobo terus dimatangkan.
Menurut kepala Dinas Perhubungan dan Kominfo Kabupaten Banjarnegara,
Mulyanto, pertengahan November lalu Ditjen Perkeretaapain Kemenhub
mengundangPemkab Banjarnegara, Wonosobo, Banyumas dan Purbalingga untuk
membahas konsep laporan akhir studi trase reaktivasi jalur KA
Purwokerto-Wonosobo."Sudah mulai dibahas hingga anggaran, pembebasan lahan dan lokasi jalur yang akan dilalui," ujarnya. Menurut Mulyanto, dengan alasan keselamatan, dari total jalur sepanjang
91,5 kilometer, hanya 34,65 kilometer atausekitar 38 persen saja
menggunakan jalur lama. Sedangkan 56,85 kilometer atau 62 persen
merupakan trase baru. Untuk jalur KA yang masuk wilayah Banjarnegara,
rencananya dari Klampok hingga Singamerta Kecamatan Sigaluh akan
dibangun trase baru. "Jalur lama tidak mungkin diaktifkan, karena
berdampingan dengan jalan raya dan sudah banyak didirikan bangunan,"
katanya.
Atas pertimbangan itu, daerah Banjarnegara selatan
menjadi alternatif.Sejumlah stasiun sudah disepakati dibagun di sejumlah
titik, diantaranya Singamerta, Banjarnegara, Pucang, Mantrianom,
Purwanegara, Mandiraja, Gandulekor dan Purwareja. "Bagi daerah, ini
menguntungkan karena akan muncul simpul-simpul ekonomi baru," ujar
Mulyanto.
Reaktivasi KA, selain mengurangi beban jalan raya yang
kian padat, juga berpotensi menunjang sektor pariwisata. Dari arah
Purwokerto, jalur tersebut bakal melintasi panorama alam nan indah
berupa amparan sawah dengan latar belakang pegunungan Banjarnegara
selatan.Selepas Singamerta, jalur rel mengikuti liak-liuk sungai Serayu
yang kini menjadi favorit bagi wisatawan minat khusus arung jeram.
Hidupnya kembali KA di lembah Serayu ini, juga berpotensi menambah
ramainya wisatawan ke Dieng.
Tahapan reaktivasi KA lintas
Purwokerto-Wonosobo, sebagaimana diekspos oleh Ditjen Perkeretapian,
mulai tahun 2016 memasuki tahap penyusunan detail engineering design
(DED). Kegiatan konstruksi tahap I ruas Purwokerto - Purwareja (30,6
kilometer) tahun 2018, beroperasi 2019. Tahap II ruas
Purwareja-Banjarnegara (35,4 kilometer)tahun 2019, beroperasi 2020 dan
tahap III ruas Banjarnegara-Wonosobo tahun 2020 (25,5kilometer) dan
beroperasi tahun 2021.mudah-mudahan proyek ini berjalan sesuai rencana.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment