Banjarnegara Rintis Kawasan Agrowisata Durian
Banjarnegara, satu lagi potensi wisata agro tergali di Desa Glempang, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, berupaya
merintis kawasan agrowisata durian. Hal ini seperti dikatakan Kepala
Desa Glempang Nowo Wikanto."Pengembangan durian di desa kami berawal
dari studi banding yang dilakukan sekelompok warga ke daerah Kemranjen,
Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Kebetulan di sana juga ada buah durian
dan kami ingin mengubah nasib untuk meningkatkan ekonomi," katanya di
Desa Glempang, Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara, Kamis (7/1).Nowo
mengatakan hal itu saat menerima kunjungan tim "National Publishing and
News Corporation (NPNC)" Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang terdiri atas Kepala Bidang Pertambangan Industri Strategis dan
Media Kementerian BUMN Mahmud Husein, General Manager Komersial Perum
LKBN Antara Darmadi, Manajer Komersial Perum LKBN Antara Erwan Muhadam,
Kepala Divisi Penerbitan dan Multimedia PT Balai Pustaka Subiyantodan
Account Manager Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) Atut
Herlambang.Pasca studi banding yang dilakukan pada tahun 2010, kata dia,
warga secara berkelompok dan swadaya menanam bibit durian pada lahan
tidur yang semula tidak produktif.Menurut dia, semula lahan tidur
tersebut dijual dengan harga Rp100 ribu per ubin tidak laku namun
sekarang tidak ada petani yang bersedia menjualnya karena telah
menghasilkan durian."Alhamdulillah pada tahun ketiga sudah mulai belajar
berbuah serta pada tahun keempat dan kelima ini sudah merasakan
hasilnya.
Animo masyarakat tambah tinggi karena banyak yang berhasil dan
sangat menguntungkan petani," katanya.Karena itu, kata dia, pihaknya
memiliki angan-angan menjadikan Glempang sebagai desa wisata berbasis
agrowisata durian.Menurut dia, wacana pembukaan agrowisata durian di
Desa Glempang itu mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara."Terbukti kemarin kami difasilitasi untuk dibuatkan desain
agrowisatanya dan Alhamdulillah kemarin kami sudah melihat sendiri
maketnya sudah jadi, sehingga kamitinggal pelaksanaannya dan mencari
anggaran-anggaran dari pusat atau provinsi untuk mempercepat agrowisata
di Desa Glempang," katanya.Ia mengatakan bahwa luasan pohon duriandi
Desa Glempang saat ini mencapai 15 hektare dengan jumlah tanaman sekitar
2.000 batang.Menurut dia, jenis durian yang dibudidayakan di antaranya
simimang yang merupakan unggulan Banjarnegara, montong, dan
chanee."Sementara ini, produk durian dari Desa Glempang hanya untuk
memenuhi kebutuhan lokal terutama jenis simimang.
Durian simimang memang
kelihatannya jelek dan berukuran kecil tetapi rasanya legit, bijinya
kecil, dan dagingnya tebal," katanya.Nowo mengatakan bahwa dalam
agrowisata tersebut, pihaknya juga akan mengembangkan beberapa jenis
tanaman buah di antaranya markisa, jambu kristal, dan pepaya karena
selama ini durian dikenal sebagai buah musiman sehingga hanya tersedia
pada musim-musim tertentu.Kendati demikian, dia mengatakan, pihaknya
akan berupaya menerapkan teknologi tepat guna agar buah durian
tetaptersedia setiap saat.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga akan
melengkapi kawasan agrowisata dengan danau buatan yang nantinya bisa
dimanfaatkan untuk wahana permainan."Kami juga sedang menyiapkan
pembentukan kelompok sadar wisata untukpengembangan agrowisata di Desa
Glempang," katanya.Dia mengaku optimistis agrowisata durian dapat
berkembang karena Desa Glempang berada di jalan alternatif
Banjarnegara-Kebumen yang juga merupakan jalur wisata menuju Waduk
Sempor, Kabupaten Kebumen
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment